Hong Kong itu kebayangnya Chow Yun Fat, Stephen Chow, Andy Lau sama Jimmy Lin. Dulu waktu masih SD ngefans banget sama Jimmy Lin, eh tapi dia mah dari Taiwan yah hahaha. Tapi satu hal yang pasti, Hong Kong is probably world's best shopping site with shopping malls, markets and, where the best three buys are clothes, cosmetics and e-products (kutip dari chinahighlights.com). Jadi kalau denger ngetrip ke Hong Kong pasti mikirnya belanja, belanja dan belanja. Tapi belanja itu "A big NO" buat budget traveler kayak kami yang buat beli tiket aja cari promo dulu. Makanya waktu memutuskan untuk mampir ke HongKong, kami cari wangsit dulu ke temen kami Gugum yang udah merantau ke HongKong buat cari tau destinasi explorer bukan destinasi turis. Hihi.. jatuh lah pilihan ke Dragon's Back, selain itu masih ada Repulsive Bay, Stanley Beach and Market, St Stephen Beach dan sebagainya. Terus karena kami cuma punya waktu kurang dari dua hari HongKong, maka itinerary kita ini sederhana dengan budget secukupnya, tapi seru!
Makan Dimsum halal di Wanchai
Jam satu siang, setelah hiking ke Dragon's Back dan leyeh-leyeh di Big Wave Bay, waktu nya mengisi perut yang udah keroncongan karena cuma diisi roti pas sarapan. Di Big Wave Bay ada resto kecil, namun kami urung kesana, takut-takut banyak babinya. Memang susah banget nyari makanan halal di HongKong. Tapi dari susahnya itu, pasti ada yang halal juga. Tinggal gimana kita mau usaha buat nyarinya. Dibanding Macau, muslim di HongKong jauh lebih banyak karena masih ada masjid di sekitaran HongKong.
Add caption |
Di daerah Wan Chai ada sebuah komunitas muslim, namanya Osman Ramju Sadick Islamic Centre. Di dalam nya terdapat masjid dan kantin yang ada di lantai 5. Kebetulan sekali menu andalan yang ada di kantin tersebut adalah dimsum. Nah, rasanya ada yang kurang kalau mampir ke HongKong ngga makan dimsum. Langsung lah kami ciao dari stasiun Shau Kei Wan, menggunakan MRT menuju Central, turun di stasiun Wan Chai. Dari stasiun Wan Chai, exit A3 lalu kami jalan kaki menyusuri Johnston Rd sampai ke O Kwan Rd dengan modal peta yang kami screenshot pas di hostel (tips get lost: ngga terhubung ke internet). Awalnya kami beneran nyasar sampe muterin O Kwan Road (namanya O mungkin karena jalannya melingkar), dan baru nemu Islamic Centre pas di penghujung jalan. Jadi ujung ke ujung kami nyusurin O Kwan Road.
Berhubung hari mulai sore, menu yang kami pesan adalah sisa dimsum yang ada di meja karena sebagian besar sudah habis. Kami memesan soybean sheet with chicken and vegetable, siu mai with beef, seaweed rolls with seafood, dan tofu with shrimp. Dimsum yang terakhir itu yang paling enak. Range harga dimsum antara HK11 - HK15. Jangan lupa ditemani teh tarik nya yang segar.
Lokasi:
Islamic Centre Canteen
5/F Osman Ramju Sadick Islamic Centre
40 Oi Kwan Rd. Wanchai
Nyobain Tram
Belum ke Hong Kong kalau belum nyobain tram nya.
Tram ini hanya beroperasi di main island Hong Kong. Hanya ada dua rute, East Bound dan West Bound. Jalurnya hanya ada di bagian utara dari pulau Hong Kong. Untuk informasi lengkap tentang rutenya bisa dibuka di sini. Tarif transportasi umum ini adalah yang paling murah dibandingkan dengan bus atau MTR. Jauh dekat hanya dikenakan HK2.8 atau sekitar 5 ribu rupiah dengan mata uang saat ini. Tram ini sama seperti bus tingkat namun bentuknya lebih ramping dan memiliki jalur sendiri seperti kereta. Asiknya naik Tram dia jalan lebih lambat di banding kan bus, jadi kita bisa cuci mata sama bangunan-bangunan di pulau Hong Kong. Karena itu hari Jumat, ada banyak warga Hong Kong yang seliweran sana-sini. Meskipun rame, kondisi jalan tetap rapih.
Trem dari arah berlawanan, dan di belakangnya bangunan legislatif Hong Kong, Old Supreme Court. |
Bedanya dengan Bus, kalo tram kita masuknya dari belakang, keluar di depan sekalian bayar. Kalo Bus, kita masuk nya lewat depan, bayar dulu. Lalu turun di bagian tengah atau belakang. Bayar pake koin tanpa kembalian atau tap pake Octopus Card. Jangan khawatir ketinggalan tram, karena tram disana banyak, tunggu aja dua sampai lima menit pasti ada lagi. Kami naik tram dari Burrow Street (halte terdekat dari Islamic Centre), dan turun di Bank Street. Kami turun di Bank Street untuk nyobain Peak Tram ke Victoria Peak. Di sana kami salah turun, karena kelewatan akhirnya jalan kaki lagi ke Bank Street, dan setengah jam nyasar nyari gedung Peak Tower. Begitulah asiknya tanpa GPS, mau ngga mau kami mulai hafal jalanan di Hong Kong (meskipun baru sehari).
Tram dari jendela, dan Brew lagi mejeng asik di stop tram Burrows street |
Tram stop bertanda kuning. Tram nya warna-warni bergambar iklan. |
Hiking Dragon's Back
Meeen, jauh-jauh ke Hong Kong malah naik gunung. Hahaha.. ya, itu juga ke Hong Kong kan dadakan karena di Macau lagi ada GrandPrix. Terus browsing blog Indonesia belum banyak yang ngebahas soal Dragon's Back. Padahal mah kata Gugum dan temennya yang udah kesana, katanya biasa aja kalau dibandingin gunung-gunung di Indonesia. Ya iyalah! Indonesia's the best, tapi kalo mau bandingin berarti kan harus nyoba dulu. Kita ngga akan tau seberapa nikmatnya sambel terasi kalau belum ngerasain tinggal di luar negeri di mana nyari tempe aja susah.
Meeen, jauh-jauh ke Hong Kong malah naik gunung. Hahaha.. ya, itu juga ke Hong Kong kan dadakan karena di Macau lagi ada GrandPrix. Terus browsing blog Indonesia belum banyak yang ngebahas soal Dragon's Back. Padahal mah kata Gugum dan temennya yang udah kesana, katanya biasa aja kalau dibandingin gunung-gunung di Indonesia. Ya iyalah! Indonesia's the best, tapi kalo mau bandingin berarti kan harus nyoba dulu. Kita ngga akan tau seberapa nikmatnya sambel terasi kalau belum ngerasain tinggal di luar negeri di mana nyari tempe aja susah.
View sebelah kiri Dragon's Back: Tai Tam Bay |
View sebelah kanan Dragon's Back: Shek O Village |
Hiking ke Dragon's Back ini kita ngga dipungut biaya. Cukup bayar transportasi aja dari hostel sampai ke Shek O Road. Jangan lupa bawa air minum dan pakai sepatu yang nyaman. Karena ini mau masuk musim gugur, udara sudah mulai dingin dan berangin jadi jangan lupa bawa jaket. Tulisan lengkap tentang Dragon's Back sudah saya ulas di sini.
Leyeh-leyeh di pantai Big Wave Bay
Setelah lelah menempuh jalan kaki sembilan kilometer naik turun bukit, saatnya leyeh-leyeh di pantai. Meskipun di pantai, tapi suhu udara mencapai 23 derajat celcius, cukup dingin walaupun baru pukul setengah satu siang. Kalo summer, pasti udah banyak bule mejeng-mejeng perut di sini. Di sini yang ramai hanyalah anak-anak SMP yang masih menggunakan training suit dan beberapa turis yang sedang selancar air.
Salah satu safety guard tower di sebelah kanan pantai |
Pantai yang menghadap gunung |
Sky Terrace 428 Victoria Peak
Menghabiskan sore di pulau Hongkong, rencana awal kami adalah mampir ke Stanley Beach yang terletak di paling selatan pulau. Tapi ngerasa kami udah tau gimana pantai di Hong Kong (tulisan di atas pantai Big Wave Bay), kami jadi urung dan langsung bergegas ke Victoria Peak. Pengen liat sunset dari ketinggian 500mdpl. Karena kelamaan nyasar, pas sampe Peak Tower di sana udah ada antrian panjaaaaang sekali, banyak turis berderet mengantri untuk naik Peak Tram. Kalau dihitung total kami ngantri adalah satu jam! Padahal naik Peak Tram nya ngga ada sepuluh menit. Hahaha.. Tapi serunya, tram ini kemiringannya 45 derajat, jadi sensani naik tram miring ini serasa lagi naik halilintar tapi jalannya pelan. Ada 2-3 pemberhentian, di mana tiba-tiba tram berhenti di stasiun kecil yang memajang papan tulisan bersejarah. Pikiran yang ada di kepala kita saat itu adalah.. "Huaaa.. takut merosooooot..!"
Sumber: http://www.hongthai.com.sg/img/timage/feasy_389.jpg |
Peak Tram berhenti di dalam mall Peak Tower. Kita langsung disuguhkan area pernak-pernik Hong Kong untuk oleh-oleh. Saya dan Brew pun langsung menuju lantai GF untuk menuju Costumer Service Center untuk membeli tiket ke Sky Terrace 428. Kami beli on the spot seharga HK48 untuk tiket Sky Terrace nya saja. Untuk Peak Tram, kami menggunakan Octopus Card, sekali pakai kena tarif HK12. Kalau dari website resmi nya The Peak, untuk return ticket dan Sky Terrace kena HK83. Jauh lebih murah kita beli on the spot yaitu HK72 (Sky Terrace HK48 + Peak Tram PP HK24).
Sky Terrace 428 berdiri diatas 428mdpl adalah lokasi view point tertinggi di Hong Kong dengan 360 derajat panoramic view kota Hong Kong. Di sana kami diberikan "Hong Kong Sky Tour", sebuah gadget dan headphone sebagai interaktif audio tour yang tersedia dalam enam bahasa. Di sini lah pusat destinasi turis. Saking rame nya, untuk masuk dan keluar The Peak, kami harus ngantri masing-masing satu jam. Dari sekian tourist attraction nya Hong Kong, di sini lah kami ngerasa sesak napas, dan baru bisa bernafas lega pas ngelihat pemandangan di bawah.
Sky Terrace 428 berdiri diatas 428mdpl adalah lokasi view point tertinggi di Hong Kong dengan 360 derajat panoramic view kota Hong Kong. Di sana kami diberikan "Hong Kong Sky Tour", sebuah gadget dan headphone sebagai interaktif audio tour yang tersedia dalam enam bahasa. Di sini lah pusat destinasi turis. Saking rame nya, untuk masuk dan keluar The Peak, kami harus ngantri masing-masing satu jam. Dari sekian tourist attraction nya Hong Kong, di sini lah kami ngerasa sesak napas, dan baru bisa bernafas lega pas ngelihat pemandangan di bawah.
View kece dari Sky Terrace 428
|
Tidur siang di Bangku Taman KownLoon Park
Destinasi ini adalah bonus di hari kedua di Hong Kong. Rencana kami pagi-pagi sekali ngejar Ferry ke Macau, tapi apa daya, kami baru dapat tiket Ferry jam 12 siang. Jadilah terlunta-lunta di HongKong lagi selama 3 jam. Karena Octopus Card sudah kami refund, jadi kami putuskan untuk ngaso di KowLoon Park, yang lokasinya tidak jauh dari Mall HongKong China Ferry Terminal. Cukup jalan kaki atau nyebrang melalui mall di sebelahnya. Ngabisin waktu dua jam di sini sambil nikmatin angin semilir dan rindangnya pepohonan. What a great adventure ya Bre, walaupun cuma sehari semalam. The memory of this moment will never fade, as long as we still can make another story for tomorrow.
Gambar atas: Hong Kong Museum of History |
Ini tidur beneran, sampe saya tinggal jalan-jalan keliling taman, balik-balik masih tidur -___- |
Jika masih ada yang nanya, ngapain jalan-jalan keluar negri kalau Indonesia itu udah Indah? Jawabannya seperti ngutip dari postingan mas Angga:
Indonesia itu indah. Begitupun dunia.
Modal pake gagang tripod sama SLR Foto selfie buat nunjukin ke anak cucu, terus lanjut balik ke KowLoon, nyari sevel buat makan malam |
pin it!! sering2 cerita macam begini Ken
ReplyDeletethanks kak lintang udah mampir! hahaha emg seru kalo cari spot yang anti-anti mainstream ya kak *berhubung budget tipis, jadi emg ga niat shopping hehehhee
Delete