Tidak ada yang menyapa kami pagi itu, kecuali supir bus yang membawa kami ke Fisherman Bastion yang ada di puncak bukit. Host kami pun masih tidur, karena jam 6 pagi kota ini belum bangun. Kami baru sampai Budapest sore kemarin, namun ia telah memikat hati kami. Maka esoknya kami bangun lebih pagi untuk menyapa Budapest yang memesona. Jó reggelt, Budapest! (Selamat pagi dalam bahasa Hungaria).
Kami bukan pengejar matahari terbit. Namun entah kenapa, kota ini begitu menarik perhatianku sehingga kami rela keluar rumah sehabis subuh tanpa mandi, sarapan dan gosok gigi demi bisa melihat eloknya kota yang dibelah oleh sungai Danube ini.
Karena sebelum pagi kota masih tertidur, tidak ada hingar bingar turis, toko-toko masih tutup dan para pekerja sebagian kecil baru mulai keluar rumah. Cahaya pagi begitu ramah menyapa kami, menambah keromantisan antara perjalanan dan jepretan gambar yang saya ambil. Kota ini begitu magis di pagi hari, menyihir dan membuatku jatuh cinta.
Kami tinggal di kota Pest, sedangkan Fisherman Bastion ada di kota Buda. Untuk sampai ke Fisherman Bastion kami naik bus sampai di ujung Chain Bridge di Buda, dan berganti dengan bus 16/16A yang akan mengantar kita sampai di depan Fisherman Bastion. Kami turun di Szentháromság tér, halte bus paling dekat dengan Fisherman Bastion. Jangan sampai salah halte, karena kalau kita mengikuti google maps, turunnya agak jauh dan lumayan juga nanjaknya.
Saat kami sampai, hanya ada beberapa orang yang sedang membuka stall pameran buku. Sisanya hanya ada burung berterbangan yang menambah suasana damai pagi. Dari balik lorong jendela bangunan tua ini mulai terlihat cahaya keemasan yang menandakan bangunnya mentari. Kami pun menuju ke atas bastion hanya dengan menaiki beberapa belas anak tangga.
Dan saat kami tiba di pelataran teras benteng, kami disambut matahari pagi yang megah menjulang memperlihatkan indahnya kota Pest dan sungai Danube dalam satu frame. Mataku berkaca-kaca, ini adalah hadiah dari setiap perjalanan. Priceless and timeless moment.
Kami pun berjumpa dengan para pengejar matahari lainnya, kami sama-sama menikmati semburat kuning yang membangunkan kota Budapest. Tidak banyak kata, tidak ada suara, hanya ada rasa syukur dalam hati karena dengan melihat pagi adalah pertanda bahwa kita masih bisa melihat indahnya menjadi hidup.
Jika ada yang bertanya kota mana yang paling cantik di antara kota yang kami singgahi dalam perjalanan keliling Eropa ini, saya pasti akan mantap menjawab Budapest. Kota yang membuatku sulit untuk mengucapkan selamat tinggal. Hanya selamat pagi, semoga kita bisa berjumpa lagi di pagi-pagi yang lainnya!
kereeeennnnnnnn :)
BalasHapusasiknyaaaa kak :)))
BalasHapusasik bangeeeet :p
HapusBangun pagi-pagi memang selalu menjadi pilihan untuk menghindari hiruk-pikuk turis lainnya. Memang indah banget Budapest ini di pagi hari. Suka banget sama warna jingga matahari pagi yang terpantul di dinding Fisherman Bastion.
BalasHapus