Aktifitas biasa yang bukan jalan-jalan, seperti belanja ke pasar dan supermarket, nyari jajanan, menghabiskan waktu di rumah atau ngobrol dengan si host. Selama perjalanan keliling kota di Eropa, waktu yang paling banyak kami habiskan dengan aktifitas bukan jalan-jalan adalah di kota Berlin dan Reykjavik. Di Berlin, kami main ke Mauerpark ke tempat berkumpulnya warga lokal di akhir pekan, makan currywurst kesukaan warga lokal, menikmati musik jalanan dimana-mana, leyeh-leyeh di pinggir sungai Spree, dan membeli kacamata.
Fleamarket Mauerpark
Kalau di kita mungkin sama dengan pasar kaget, pasar dadakan yang dibuka saat akhir pekan. Banyak dijajakan barang bekas dan vintage, juga kuliner yang membuat banyak warga lokal berkumpul menikmati akhir pekan bersama teman dan keluarga. Saya dan Bre sih awalnya ke Mauerpark, yang lokasinya di belakang apartemen air bnb, karena mau cari makanan.
Lalu jadi keterusan sampai hampir sunset, karena ikut duduk bersama-sama menikmati performansi Iah Moontra. |
Toko Kacamata Fielmann
Bingkai kacamata saya patah saat perjalanan dari Dusseldorf ke Berlin. Tadinya saya masih bertahan dua hari tanpa kacamata tapi lama-lama mataku lelah. Di hari terakhir di Berlin, pagi-pagi kami keluar mencari toko kacamata yang dekat-dekat apartemen airbnb. Ketemulah Fielmann, toko kacamata di sudut jalan yang pelayanannya oke banget. Awalnya saya sempat ragu karena kendala bahasa. Untungnya ada salah satu karyawan yang kayaknya masih baru tapi bahasa Inggrisnya lancar. Saya udah nemu frame yang saya mau, tapi ternyata termasuk free frame atau tidak dijual, jadi saya harus beli lensanya dulu baru dapat frame nya gratis. Doi pun ngasih solusi dengan membeli lensa sunglasses yang paling murah (seharga 11 euro) dan dapat free frame ini. Lumayan kece dengan harga itc. Setelahnya kami makan di food stall dibawah jalan layang sebrang Fielmann dan mampir ke supermarket asia.
Ternyata Fielmann ada di mana-mana, kalau di sini kayak di Optik Melawai (tapi dengan harga murah) |
Makan Currywurst
Currywurst adalah makanan lokal dari Jerman yang berupa potongan sosis dengan saus yang ditaburi bubuk kari. Pertama kali nemu jajanan enak ini di Cochem, waktu itu kami beranggapan karena ada bumbu karinya jadi halal. Tapi ternyata setelah browsing, ada macam-macam jenis wurst dan kebanyakan adalah campuran daging babi. Jadi buat yang pengen coba, cari label halalnya ya.
Nom nom nom. |
Street Music Live Performance
Ngga nyesel pokoknya dengan mengubah destinasi dari Frankfurt ke Berlin. Kalau ada salah satu teman kami orang Jerman yang malu kenapa Berlin masih jadi ibu kota Jerman, karena bangunan-bangunan nya tua, transportasinya jadul, dan ngga keliahatan kemajuan teknologinya. Kami justru suka kota ini. Keluar masuk stasiun, di jembatan, di lorong dan sudut jalan, ada pengamen. Ngamennya modal alat dan ngga maksa minta duit kayak di sini. Kalau eargasm, kami pun rela ngeluarin euro. Dari yang saya ingat, yang paling membuat kami terkesima adalah saat kami nyasar-nyasar di sekitaran Berlin Dom pada malam hari. Musik progresif yang terdiri dari bass dan drum saja.
Summer in Berlin! |
Yoni the bassist and Ignacio JD drummer. Nyesel banget ngga beli CD nya. Langsung streaming di yutub, check this out! |
and just another ordinary things,
Tidak ada komentar
Posting Komentar