Mendengar Bratislava, nama kota ini begitu asing. Sebuah kota yang terletak di perbatasan antara negara Austria dan Hungaria. Saya memilih kota ini juga tidak sengaja, karena melihat di peta kota ini dekat dengan Vienna dan Budapest, salah dua kota yang sudah masuk daftar kota-kota yang akan kami singgahi. Jadi lah kami menambah waktu singgah selama lima hari empat malam di Bratislava, ibu kota Slovakia.
Hampir tiga minggu nggak menyentuh blog sama sekali, dikarenakan laptop kesayangan yang terpaksa harus nginep di tukang servis karena ngga mau booting. Mood nulis pun jadi hilang entah kemana. Keinget utang menulis perjalanan keliling Eropa yang belum lunas juga. Kalau saya hitung hingga tulisan terakhir tentang perjalanan panjang ini, baru setengah perjalanan berhasil saya tulis di blog ini. Dari kota Cesky Krumlov (2016/08/30), bus Student Agency kesukaan kami mengantar kami kembali ke Prague, ke terminal Na KnÞecÃ. Dari sana, kami harus berpindah ke main terminal UAN Florenc. Karena jeda waktu yang lumayan panjang saat transit di Prague, sekitar tiga jam, kami sampai ke Bratislava saat matahari sudah gelap.
Di Bratislava kami turun di terminal bus terakhir, AS Mlynské Nivy. Dari sana, kami cukup berjalan kaki ke apartemen airbnb yang sudah kami pesan sekitar seminggu sebelum berangkat ke Eropa. Host kami, Daniel, cukup asik diajak ngobrol lewat chat airbnb. Kami janjian untuk ngambil kunci yang sudah ia siapkan di suatu tempat. Malam itu gelap gulita di depan apartemen, tapi insting saya begitu tajam sampai bisa menemukan kunci rumahnya dengan cara merogoh-rogong kolong lampu post di taman depan apartemen (untung sepi). Di apartemen nya, ternyata ngga hanya kami yang numpang tinggal, ada juga pelancong lain yang tinggal di kamar yang lain.
Hampir tiga minggu nggak menyentuh blog sama sekali, dikarenakan laptop kesayangan yang terpaksa harus nginep di tukang servis karena ngga mau booting. Mood nulis pun jadi hilang entah kemana. Keinget utang menulis perjalanan keliling Eropa yang belum lunas juga. Kalau saya hitung hingga tulisan terakhir tentang perjalanan panjang ini, baru setengah perjalanan berhasil saya tulis di blog ini. Dari kota Cesky Krumlov (2016/08/30), bus Student Agency kesukaan kami mengantar kami kembali ke Prague, ke terminal Na KnÞecÃ. Dari sana, kami harus berpindah ke main terminal UAN Florenc. Karena jeda waktu yang lumayan panjang saat transit di Prague, sekitar tiga jam, kami sampai ke Bratislava saat matahari sudah gelap.
Peta pusat turis dan Old Town Bratislava |
Di Bratislava kami turun di terminal bus terakhir, AS Mlynské Nivy. Dari sana, kami cukup berjalan kaki ke apartemen airbnb yang sudah kami pesan sekitar seminggu sebelum berangkat ke Eropa. Host kami, Daniel, cukup asik diajak ngobrol lewat chat airbnb. Kami janjian untuk ngambil kunci yang sudah ia siapkan di suatu tempat. Malam itu gelap gulita di depan apartemen, tapi insting saya begitu tajam sampai bisa menemukan kunci rumahnya dengan cara merogoh-rogong kolong lampu post di taman depan apartemen (untung sepi). Di apartemen nya, ternyata ngga hanya kami yang numpang tinggal, ada juga pelancong lain yang tinggal di kamar yang lain.
Di salah satu gang di area kompleks Bratislava Castle |
Di kota ini, meski kami tinggal empat malam, hanya dua hari beneran kami mengeksplor kota, karena Bre sakit dan terpaksa kami tinggal selama dua hari di rumah dan ngga kemana-mana. Host kami dan pacarnya, beberapa kali mampir juga ke rumah jadi kami bisa ngobrol dan ngga bosen-bosen banget lah. Sempat juga saya nyuci dan njemur pakaian. Bre demam panas, yang sampai saat ini kami ngga tau apa sebabnya. Terus saya minumin vitamin dan besoknya bisa sembuh dengan sendirinya.
Setelah Bre sembuh dan cukup fit untuk keluar rumah, esoknya (hari ketiga di Bratislava) kita hanya putar-putar sekitaran Old Town. Itu juga kami jalan kaki dari apartemen, lalu tempat pertama yang kami tuju pastilah Tourist Information Center, untuk dapetin map gratis. Kemudian berjalan di sekeliling bangunan-banguan tua di atas jalanan berbatu khas kota-kota tua di Eropa.
Uniknya di banding kota-kota lain, di sini banyak patung-patung dari metal yang sengaja dibuat dengan kesan modern dan sangat menarik perhatian turis. Hanya dua patung yang sempat saya dokumentasikan karena posisinya sangat strategis sehingga mudah ditemukan, yaitu Cumil, atau the watcher, seseorang seperti pekerja yang baru keluar dari pintu gorong-gorong bawah tanah, yang posisinya seperti sedang mengintip para pejalan kaki, dan Hubert, seorang tentara yang jatuh cinta dengan perempuan lokal lalu tinggal di kota dan menjadi pemilik brand anggur paling populer di sana. Patung-patung unik yang lain bisa kamu cari di website resmi Bratislava.
Cumil. Watch out your skirt, ladies! |
Hubert, betulan adalah nama brand anggur yang populer di Bratislava. Ini posisinya kayak lagi ngamatin si gadis lokal yang mungkin lagi lari-larian di tengah pusat Old Town. |
Bratislava Castle
Bratislava Castle adalah bangunan yang berdiri di atas bukit yang luasnya cukup dominan di pusat ibu kota sehingga keberadaannya begitu menonjol dan menjadi ciri khas kota selama berabad-abad. Karena posisinya yang cukup tinggi ini, dari sana kita bisa melihat pemandangan kota Bratislava.
Setelah dari Bratislava Castle, kami kembali ke rumah untuk beristirahat sekaligus berbelanja bahan masakan untuk makan siang. Berhubung bahasa Slovakia sangat-sangat asing dan kami ngga nyiapin apa-apa buat belanja, asal ambil aja deh karena ngga ada terjemahan bahasa inggrisnya sama sekali. Salah satu kesalahan nya adalah kami membeli minyak goreng yang ternyata sebetulnya adalah cuka atau vinegar (di botol bertuliskan Ocot yang berarti cuka), karena warnanya sama dan lokasi nya masih satu rak. Pantesan waktu ngegoreng french fries kok nguap terus dan habis gitu hahaha.
Main entrance of the castle |
UFO Tower dan Most SNP
Dari Bratislava Castle, kita bisa melihat dengan cukup jelas UFO Tower yang berdiri tegak menopang Most SNP (most dalam bahasa Slovak berarti jembatan). Sorenya sekitar pukul 6 kami baru keluar rumah lagi, karena matahari baru tenggelam pukul setengah 8 malam. Kami membeli 24-hour ticket dari mesin penjual tiket otomatis yang ada di pinggir-pinggir jalan dekat tram-stop seharga €3.5. Kami sengaja beli sore hari, agar esoknya bisa kami gunakan lagi di pagi hari untuk tranportasi ke Devin Castle yang lumayan jauh dari pusat kota.
Jalur sepeda dan pejalan kaki di Jembatan SNP yang berada diatas sungai Danube |
Di sebelah kiri berdiri Bratislava Castle dan di kanan adalah Gereja St. Martin |
Tak ada yang semanis menikmati keelokan sungai Danube yang berwarna keemasan karena pantulan senja jingga. Sungai terpanjang kedua di Eropa ini menyihir ku, melewati dua batas waktu, membuatku berdiri kaku tak ingin pergi dari sana. Untung kami bawa bekal, jadi makan malam kami nikmati di dek UFO Tower hingga langit mulai gelap. Kalau ngga bawa bekal, bisa makan di restoran yang tepat berada di bawah observation deck. Oiya, toilet di UFO Tower ini kece banget, menggunakan kaca tembus pandang, jadi sambil pipis bisa lihat pemandangan kota.
I love you with all my heart. Ngga ketinggalan banget lah gembok cinta ini, kayaknya di setiap sudut romantis pasti ada. |
Devin Castle
Sudah seharian kemarin kami keliling di pusat kota, hari berikutnya pagi-pagi sekali kami keluar rumah, melakukan perjalanan ke Hrad Devin (hrad dalam bahasa Slovak berarti kastil). Hanya berbekal pisang dan apel yang kami beli di minimarket, kami menaiki tram dan bus yang masih sepi. Dari apartemen, lokasi ram-stop paling dekat adalah Legionárska, kami naik tram no. 9 tujuan Karlova ves lalu turun di tram-stop Lafranconi, kemudian dilanjutkan dengan menyebrang jalan ke arah jalan yang lebih kecil. Di sana ada bus-stop, kita bisa menggunakan bus no. 28 atau 29 dengan tujuan terakhir ke Devin Castle. Jarak dari apartemen AirBnB kami sekitar 18 KM. Jarak yang biasa saya tempuh dari rumah ke kantor. Bedanya di sini ngga kena macet sama sekali. Anyway, Bratislava ngga punya subway jadi hidup di sini terkesan begitu santai tanpa buru-buru.
Gate of freedom memorial |
Karena kami sampai Hrad Devin masih pagi, sedang kan jam buka baru pukul 10, jadilah selama satu jam kita jalan-jalan memutar ke bagian belakang tebing kastil yang mengarah ke pertemuan dua sungai Morava dan Danube. Di sana terdapat Gate of Freedom Memorial, sebuah simbol memorial bagi 400 pria dan wanita yang ditembak saat mencoba melarikan diri ke Austria selama perang dingin.
Setelah berkeliling kastil dan hari mulai panas, kami kembali ke kota. Karena jadwal bus yang ada setiap sejam sekali, kami mengejar waktu untuk sholat Jumat. Mencari masjid di Bratislava menjadi salah satu petualangan yang seru karena susahnya.
Mengakhiri perjalanan di Bratislava yang bikin gerah karena musim panas di Eropa yang semakin ke timur semakin panas, membuat kami ngiler makan eskrim. Di hari terakhir, setelah pagi menghabiskan waktu dengan mengeksplor Hrad Devin, siang nya kami beristirahat, sore menuju senja kami keluar rumah mencari eskrim dan jalan-jalan di lingkungan sekitar, bertemu Michael's Gate dan Blue Church. Anyway, di KOUN, saya makan eskrim rasa pisang yang rasanya.... emmm~ benar-benar bikin ngga bisa lupa.
Koun Icecream
PaulÃnyho 1, 811 02 Bratislava-Staré Mesto-Bratislava, Slovakia
Opens:11am - 7pm
Michael's Gate |
Blue Church atau Church of St. Elizabeth |
Di Bratislava ada tiga jenis kendaraan umum yaitu Bus, Tram dan Trolleybus yang beroperasi mulai dari jam 5 pagi hingga jam 11 malam. Selain itu ada juga night-service pada bus-bus tertentu yang beroperasi dari jam setengah 12 malam hingga jam setengah 5 pagi. Sebelum naik kendaraan umum, kita diharuskan untuk membeli tiket di mesin penjual tiket otomatis yang ada di pinggir-pinggir jalan dekat tram-stop atau bus-top atau bisa juga dibeli di kios-kios majalah atau di DPB shop. Setelah menaiki kendaraan, kita diharuskan melakukan stamping pada tiket agar tiket kita valid. Validation stamping machine di beberapa kota di Eropa berbeda-beda, ada yang di dalam kendaraan dan ada juga yang berada di luar.
Peta jalur bus, tram dan trolleybus |
Mata uang
Slovakia menggunakan mata uang Euro, jadi harga-harga di sini menurut saya masih mahal. Berbeda dengan negara tetangganya Ceko dan Hungaria yang masih bertahan menggunakan mata uangnya sendiri, Czech Koruna dan Hungarian Forint, sehingga biaya hidup di sana relatif masih lebih rendah dibanding negara-negara Eropa lainnya yang menggunakan Euro.Masjid terdekat
Gang kecil menuju Masjid |
Islamic Center Cordoba
Obchodná 31, 811 06 Staré Mesto, Slovakia
Toko mini market halal
Kalau di toko-toko atau supermarket yang biasa ada di sana seperti Billa, Terno atau Lidl, kita akan sulit menemukan bahan makanan asia dan halal, jadi solusinya adalah mencari toko asia atau toko yang halal sekalian. Beruntungnya kami mampir ke salah satu toko yang pemiliknya muslim, tadinya tokonya memang tutup di hari Jum'at tapi melihat kami berdua yang kayaknya ngarep banget berdiri di depan toko kami pun dipersilahkan masuk. Sambil ngobrol-ngobrol, pulangnya kami bawa chicken wings dan saus sambal Sriracha (populer pengganti saus sambal ABC).
Orient Potraviny
Americke Namestie 1, 811 07 Bratislava, Slovakia
Opens: 9.30am - 7pm
Wih gak explore lansdscape-nya... liat kota kayak gini kebayang suasana landscape di luar kotannya kayak apa.. pasti joss tuh
ReplyDeletekalo landscape lebih ke Slovenia nya om. kalo Slovakia sepertinya kurang keceh landscapenya (aku cuma ke ibukotanya aja soalnya hehehe)
DeleteNice post, great photos! <3
ReplyDeleteCheers,
http://www.novreica.blog
akhirnyaaa jumlah tulisan dan photo udah mulai balance.. hehehe :)
ReplyDeleteIni ditulis ud dari 3 hari sebelum kejadian laptop ngambek. Lalu minjem laptop si bre, dan dilanjutkan sampe publish ahahahaha
Deletehalo. aku baru nemu tulisan kamu ini,dan suka banget sama tulisan serta pengalamannya di Bratislava! apa aku boleh minta kontak instagram mu dan lainnya?
Deletepenasaran sekali tentang kelanjutan jalan jalan kamu yang selanjutnya :D