Bukan hanya sahabat, tetapi sosok seorang kakak juga saya temukan di diri kamu. Entah sudah berapa ribu curahan hati cerita jaman masih muda dulu yang saya bagi ke kamu, seorang pendengar yang baik. Rasanya tidur bareng sekasur udah jadi kebiasaan tiap kita punya waktu bersama. Ngobrol sampai pagi. Kapan ya bisa kayak gitu lagi? Sekarang kamu sudah punya teman tidur seumur hidup, semoga mimpinya makin indah.
Masih ingat waktu kita gitar-gitaran menyanyikan lagunya Laruku yang berjudul Flower di Tangkuban Perahu? Yang sempat direkam dan sampai saat ini selalu jadi kenangan paling manis waktu jaman alay dulu. Lalu karoekan selama 3 jam penuh semua lagu-lagunya sampai serak. Juga waktu kita nonton konsernya (yang mungkin cuma sekali seumur hidup) di Senayan dan rangkul-rangkulan sambil netesin air mata waktu mereka mempersembahkan lagu Anata di antara rintik-rintik hujan? Sekarang, kamu lebih suka Treasure-nya Bruno Mars karena pujaan hatimu. Huh! Coba dong tularin Laruku juga ke dia. Hahaha.
Sudah berapa kali kita melakukan perjalanan gembel bersama-sama. Dari mulai yang dulu cuma sering main ke Kota Tua Jakarta dan Bogor, nongkrong-nongkrong alay jadi model pepotoan di kampus UI, juga selama di Bandung dan perjalanan ke Ujung Genteng dengan modal sendal jepit dan hitching. Lalu jaman baheula ke pulau Tidung yang ngga bermodal apa-apa jadi cuma numpang lihat pantainya di pulau Tidung Kecil lalu pulang. Dan juga perjalanan-perjalanan lain yang kini hanya jadi cerita. Sekarang, kamu sudah punya teman seperjalanan yang akan menemani mu kemana pun.
Menikah adalah pintu yang dibuka untuk sebuah perjalanan baru. Perjalanan yang tidak sendiri tapi saling mendampingi. Selamat menikah sahabat, kakak, teman jalan, juga teman seperjuangan cielers. Selamat melakukan perjalanan baru bersamanya ke destinasi terindah —surga.
P.S.
Akan selalu kangen sama asinan betawi buatan mpok leli.
No comments
Post a Comment