Dari kartu pos yang saya beli di Albertina Platz, kami mencari info bagaimana cara menuju ke tempat yang ada dalam foto dan besoknya langsung kita samperin. As simple as that. Kami berangkat naik tram, pagi itu masih sepi.
Bangunan apartemen yang ada di pinggir jalan dekat dengan tramstop |
Hundertwasser Village adalah salah satu dari banyak karya seorang seniman terkemuka dari New Zealand kelahiran Austria, Friedensreich Hundertwasser, dan arsitek Joseph Krawina. Bangunan ini berisikan toko-toko souvenir dan kafe. Kita bisa menemukan berbagai barang kreatif yang berhubungan dengan kota Vienna dan Austria. Berbeda dibanding di toko-toko yang ada di pusat kota.
Kami sampai sekitar jam setengah 9 pagi, menggunakan tram dan berhenti di tramstop Hetzgasse. Dari sana sudah terlihat bangunan apartemen yang unik. Kami menyebrang dan menyusuri jalan hingga sampai pada tempat yang ditunjuk oleh peta. Untuk mengenali lokasi Hundertwasser village adalah terdapat tiang-tiang yang bentuknya seperti botol dan lantainya tidak rata (berundak-undak) khas karya Hundertwasser.
Eh ternyata ada basement nya |
Bagi ku penyuka arsitektur, bangunan ini begitu mengagumkan. Bentuknya yang tidak simetris, terbagi-bagi seperti puzzle, dan berwarna-warni menjadikan bangunan ini unik dan tidak biasa.
Hundertwasser Village baru buka pukul sembilan sehingga kami terpaksa harus menunggu. Jadilah kami duduk-duduk di taman. Belum ada pengunjung lain selain kami. Dari depan, bangunan ini terlihat seperti dua lantai, dengan lantai kedua dijadikan area pepohonan yang rindang. Saya sudah niat sekali ingin naik kesitu, sampai muter-muter njlimet dan ngga menemukan akses keluar menuju area pepohonan itu.
Kami masuk Hundertwasser Village dan langsung terkagum-kagum dengan design arsitekturnya. Padahal yah cuma toko-toko saja di dalamnya, tapi rasanya kami seperti masuk ke dunia animasi. Setelah terhipnotis oleh keindahannya, mulai jeprat-jepret sana sini. Dari dalam, ternyata benar bangunan ini memang terdiri dari dua lantai, namun area pepohonan tidak bisa akses. Di lantai dua juga terdapat toko-toko souvenir dan bangku-bangku kafe. Beberapa kali kami memutar dan menembus ke tempat-tempat yang berbeda. Walaupun areanya kecil, kami serasa nyasar karena jalur nya yang aneh dan tidak biasa.
Kami lumayan lama di dalam karena masuk satu-persatu toko. Gemes sih lihat barang yang lucu-lucu. Setelah itu mulai ramai, ada beberapa rombongan turis yang datang. Ada ang sekadar foto-foto atau berbelanja. Kami kembali ke rumah dan baru menyadari kalau ternyata di lingkungan sekitar Hundertwasser village masih ada karya-karya Hundertwasser lainnya. Esoknya sore hari kami mampir lagi tapi cuma sebentar, jalan-jalan di pinggir sungai menemukan Kunthauswien dan beberapa arsitektur lainnya yang tidak bernama. Bangunan-bangunan lain karya Friedensreich Hundertwasser ini juga ada di beberapa negara Eropa, Jepang dan Amerika, dan paling banyak tersebar di Austria.
Kunthauswien |
Kunthauswien bagian belakang. Sedang ditutup karena di reserve buat acara gitu |
Bangunan yang ada di depan Hunderwasser Village |
Begitu banyaknya toko souvenir yang berjejer lantas membuat saya akhirnya mengocek kantong. Saya membawa pulang satu totebag bergambar lukisan Gustav Klimt yang berjudul The Kiss (sekarang jadi favorit banget ku pakai kemana-mana) dan satu magnet kulkas Mozart sedang bermain biola. Untuk kartu pos nya saya beli di Albertinaplatz. Untung kami lihat yah, kalau ngga, bisa jadi saya ngga mungkin bisa sampai ke sini.
Jika kita ke suatu kota tanpa rencana, ngga tahu mau kemana, coba hunting brosur ke tourist information atau lihat-lihat kartu pos.
Tidak ada komentar
Posting Komentar