Hari ini begitu produktif. Meskipun bangun agak kesiangan, dari pagi hingga saat saya menulis ini sudah banyak hal yang saya kerjakan. Setelah sarapan pagi ala enggres —roti panggang dan teh manis anget, saya mendapat pesan singkat dari grup WhatsApp untuk mengecek tiket pesawat. Saya buka laptop dan mulai rempong membahas harga dan ketersediaan tiket yang bikin gundah gulali. Pukul setengah sembilan, saya terheran-heran melihat Bre masih tidur-tiduran baca buku. Kok ni orang ngga siap-siap berangkat ngantor sih. Ealaaah~ ternyata hari ini tanggal merah toh. "Mentang-mentang ngga ngantor jadi ga tau hari libur." Nisa ngeledek di telepon, Bre senyum-senyum sambil guling-gulingan di kasur.
Jadi lah pagi itu saya fokuskan untuk berdiskusi dengan teman-teman grup "Wacana". Untungnya salah satu teman seperjalanan ada yang profesinya agen travel super kece, bos nya Trip Addicts. Bang Rama (manggilnnya Bang soalnya udah berumur, hahaha) bantuin kita untuk booking tiket, dengan harga diskon dan pembayarannya bisa dihold selama satu minggu. Setelah diskusi panjang yang agak lelet di grup WA, karena salah dua orang ada yang lagi terdampar di gunung Semeru dan Rinjani, jadilah kita fix beli tiket berangkat. Kemana sih? Ada deh. Lega rasanya, karena kita sudah dibuat galau dengan harga tiket akhir tahun yang fluktuatif.
Selanjutnya saya dan Bre ke toko kaca untuk melapisi kaca jendela dapur dengan sandblast sekalian bikin kustom cermin panjang, karena selama ini di rumah kami hanya punya satu cermin ukuran 40x50cm yang dipasang di washtafel. Sudah banyak tamu yang komplen termasuk Mama karena dirumah kami ngga ada kaca sungguhan. Detail cermin yang kami buat sendiri ini akan saya tulis lain kali waktu. Ternyata pesanan kami ini baru bisa diambil sore nanti. Jadi kami kembali ke rumah, sembari singgah beli Es Kepal Milo yang lagi hits itu loh, yang ternyata rasanya cuma kayak es serut aja dikasih susu milo.
Back to title, sesuai judul tulisan di atas, saya mau buat resep ayam yang sangat mudah, yang bikinnya bisa disambi sambil beres-beres rumah, nyapu, dan ngeblog gini. Sungguh saya sangat bahagia punya oven masak. Setelah tiga setengah tahun membina rumah tangga, akhirnya seminggu yang lalu saya dihadiahi oven sama pacar. Senengnya bukan main, karena sekarang saya bisa lebih berkreasi dalam memasak.
Resep Ayam Panggang ala-ala
1 ekor ayam potong kecil-kecil
6 sdm minyak sayur
3 sdm minyak zaitun
2 sdm garam
3 sdm bubuk cabai kasar
2 sdt bubuk cabai halus
1 sdm biji wijen
Lada secukupnya
Italian herbs secukupnya
Caranya:
— Untuk menghilangkan bau amis ayam, bersihkan ayam dan laburi dengan perasan jeruk nipis dan diamkan selama setengah jam. Lalu bersihkan dengan air mengalir dan tiriskan.
— Olesi loyang dengan minyak zaitun secara merata.
— Siapkan wadah besar, tuang minyak sayur dan minya zaitun lalu campur rata. Masukan ayam kedalam wadah tersebut dan aduk-aduk hingga semua ayam terlapisi dengan minyak.
— Campur garam, bubuk cabai, biji wijen, lada dan Italian herbs dalam wadah lain. Ayam yang sudah terlapisi minyak lalu dimasukan ke campuran bumbu kering ini, jangan terlalu banyak, secukupnya saja. Lalu letakan ayam ke loyang.
Panaskan dengan suhu 200˚C selama satu jam. Sudah deh, bisa ditinggal sambil beberes rumah atau nonton drama Korea.
Ting!
Ayam nya sudah matang. Sangat serasi dimakan dengan nasi hangat. Berhubung lagi malas masak, jadi sidedish nya bisa dimakan bersama dengan mastakimchi (biar tetep bisa makan bersayur). Untuk bubuk cabai kasar saya pakai kemasan repackaging nya mastakimchi. Happy cooking!
Ting!
Ayam nya sudah matang. Sangat serasi dimakan dengan nasi hangat. Berhubung lagi malas masak, jadi sidedish nya bisa dimakan bersama dengan mastakimchi (biar tetep bisa makan bersayur). Untuk bubuk cabai kasar saya pakai kemasan repackaging nya mastakimchi. Happy cooking!
No comments
Post a Comment