Sudah dua minggu kami WFH (Work From Home —kerja dari rumah) di Malang, dan rasanya mulai jenuh lagi. Salah satu cara buat bikin suasana baru ya kerja di kafe atau di working space. Sebelum memutuskan mau nongkrong di mana, kami nanya-nanya dulu ke Ayy, adik sepupu ku yang sering melakukan pemotretan di kafe dan sudah menjamah hampir ke semua kafe di Malang. Dua kafe rekomendasi dari dia untuk main (kerja) adalah Nara Coffee dan Ten Thirty.
Setelah bertahan hampir sembilan bulan di rumah saja, kami berdua akhirnya memutuskan untuk mudik ke Malang di minggu terakhir bulan November kemarin. Menghabisi akhir tahun di kota yang dinginnya membuatku memakai selimut saat tidur siang dan selalu pakai jumper di rumah. Setelah membeli tiket pesawat, saya cukup was-was menunggu hasil rapid test. Hamdalah, hasil nya non-reaktif. Kami berangkat pagi itu ke Bandara Soekarno Hatta, menggunakan pesawat Citilink (untuk menghabiskan sisa voucher refund). Sedikit ada drama karena lembar hasil rapid test Bre hilang saat kami check in. Untung ada scan nya di hp jadi masih bisa diurus di bagian validasi hasil test di bandara.
Tanaman Sirih Gading adalah tanaman pertama yang aku punya. Motek dari rumah Mama terus tunclep aja langsung ke pot. Tumbuhnya pun cepat dan perawatannya tidak manja, cukup disiram-siram saja tiap pagi. Tapi tahu nggak sih kalau Sirih Gading punya beberapa nama? Kalau mama ku bilang namanya Sirih Belanda. Nah, nama latinnya sendiri adalah Epipremnum Aureum atau E. Aureum. Biasanya kebanyakan menyebutnya Pothos.
Cincau Jelly hasil panen sendiri featuring Susu Full Cream Greenfields |
Berkebun menjadi trending saat pandemi. Kegiatan yang tentu saja banyak dihabiskan di rumah ini menjadi alternatif bagi kita yang memang tidak bisa melakukan banyak aktivitas di luar rumah. Sekarang berkebun jadi hal yang banyak digemari. Dampak yang paling terasa adalah harga tanaman hias yang melonjak dratis. Apakah saya menjadi salah satu korban kebiadaban harga tanaman? Ah, menurut saya tidak. Tanaman hias termahal yang pernah saya beli baru Pohon Ketapang Kencana setinggi 1,2 meter, seharga 65 ribu rupiah (tanpa ditawar).
Foto trip 5 tahun lalu di Kepulauan Similan, Thailand |
Facebook Meta Tag
- Buka halaman Blogger > Theme > Edit HTML
- Di setiap template biasanya ada comments tag <!-- [ Social Media Meta Tag ] --> tambahkan code berikut tepat di bawah comments tag tersebut
- Klik Save Theme
- Untuk melakukan tes buka halaman Facebook Sharing Debugger lalu masukkan salah satu link artikel yang mau dites. Kemudian klik Debug
(29 Februari) Kami berangkat dari Delhi pukul sepuluh malam, menunggu di titik jemput bus Holiday Appeal di depan Stasiun Metro Vidhan Sabha exit 3. Bus ini baru saya pesan sejam sebelum take off dari Bandara Soekarno Hatta. Semudah itu memesan bus di India menggunakan aplikasi RedBus, berbanding terbalik dengan pemesanan kereta yang sungguh makan waktu.
Jumat pagi kemarin aku bangun lebih siang dari biasanya. Hari itu aku sedang malas membuat sarapan. Setelah minum air putih dan memanaskan air di kettle, aku bergegas keluar rumah menuju warung nasi uduk sambil membawa kantong belanja dan kotak makan. Setelah membuka kunci pintu rumah paling depan, aku kaget melihat pintu gerbang rumah terbuka. Langsung ku arahkan pandangan ke garasi dan mengecek kendaraan kami yang ternyata masih utuh. Aku langsung jengkel menyangka Bre pagi-pagi kok buka pintu garasi dan lupa menutup lagi, karena pagi itu Bre bangun duluan dari aku. Aku kembali ke kamar sambil ngomel. Bre membantah "Aku belum buka pintu depan sama sekali kok. " Heuuu~ Kami langsung lari ke garasi rumah dan melihat dengan teliti kondisi kunci kontak dan kunci cakram motorku yang ternyata sudah dibobol. "Kita abis kemalingan brooooow!"
(Sumber Foto: Situ Gunung Suspension Bridge) |