Selain suhu dingin Malang, salah satu yang membuat saya betah tinggal di sana adalah harga perkopian nya yang murah. Dibandingkan kafe-kafe di Jakarta, harganya bisa lebih murah sekitar 10-20 ribu rupiah. Banyak sekali kafe yang bisa ditemukan di tiap sudut Kota Malang. Selama dua bulan tinggal di rumah mertua, saya beberapa kali mampir ke kafe, menemani Bre yang kadang jenuh kerja dari rumah.
Berikut beberapa kafe yang sempat saya kunjungi saat di Malang. Dari foto-foto nanti terlihat kafe yang kelihatan sepi. Memang kami sengaja memanfaatkan waktu paling pagi kafe buka, mengingat kondisi pandemi saat ini yang bikin insecure kalau terlalu lama bersama orang asing dalam satu ruang. Seperti yang sudah saya tulis dalam postingan sebelumnya, kafe-kafe di Malang lebih ramai dipadati saat menjelang sore hingga malam hari. 3 dari 6 kafe yang ada di sini juga sudah saya tulis di postingan tersebut.
—
Robucca
Sekilas mendengar nama kafe ini saya langsung kebayang kafe ala Timur Tengah, karena namanya seperti menggunakan Bahasa Arab. Tapi jangan salah, kafe yang berada di daerah Klojen ini bertema Jepang karena desain dan menu kuliner yang disajikan sebagian besar ala Jepang.
The Japanese art of simplicity |
Area merokok di area terbuka yang cukup banyak dan luas |
Robucca mengusung tema industrial dengan warna monokrom. Kafe ini berada di dalam komplek perumahan yang sangat hijau dan asri. Duduk-duduk di ruang terbuka serasa berada di tengah hutan karena di sekelilingnya banyak tumbuh pohon-pohon besar. Selain menyediakan ruangan terbuka yang banyak, Robucca juga memiliki ruang privat untuk meeting room. Setiap area duduk ruangan indoor bersebelahan dengan kaca jendela yang lebar. Kami berdua pengunjung pertama (as always) bisa pakai meeting room ini sesuka hati.
Harga kopi di sini standar mulai dari 8 ribu rupiah untuk satu shot Espresso dan 15 hingga 20 ribu rupiah untuk minuman Latte Art, rasanya lumayan enak tapi porsi nya kecil. Satu gelas kopi susu nggak cukup untuk kerja berjam-jam di sini. Untuk menu makanan porsi nya juga kecil. Saya memesan Shoyu Ramen yang rasanya lumayan enak dan Bre memesan Chicken Curry tapi rasanya ya gitu deh, masih lebih enak Japanese Curry instannya Warasa :p
—
And Coffee Space
Kafe ini tempat ngopi terakhir yang kami kunjungi sebelum meninggalkan Malang di pertengahan Januari kemarin. Lagi-lagi kami jadi pengunjung pertama di sini. Namun karena lokasi nya yang berada di tengah Kota Malang, saat siang di sini lumayan ramai oleh pengunjung keluarga sebagai alternatif tempat makan siang.
Karena udara Malang yang sejuk, tidak heran hampir semua kafe di sini memiliki ruang terbuka yang terkadang lebih luas dibanding ruang indoor. And Coffee Space memiliki ruang terbuka yang terbagi dua, ruang terbuka bersantai yang disediakan dengan lesehan dan ruang terbuka formal yang bisa dipergunakan untuk group meeting.
Menu beverages di kafe ini cukup banyak tapi sayang harga kopinya sama seperti di Jakarta. Untuk menu makan besarnya saya memesan Nasi Goreng Kampung dan Ayam Geprek Butter Rice. Nasi gorengnya tak terlupakan, saking enaknya!
—
Nara Coffee
Ruang terbukanya lumayan luas, tapi banyak sekali lalat berterbangan di sini. Entah karena memang sedang musim hujan atau memang daerah nya dekat dengan perkebunan. Tapi masih bisa dikondisikan dengan ada nya lilin-lilin kecil yang dinyalakan sama waiter.
Kursi di area indoor cukup empuk tapi sayang tidak pas dengan tinggi meja sehingga membuat kenyamanan berkurang buat kita yang bekerja pakai laptop. Lokasi nya juga lumayan jauh jika dibandingkan dengan kafe-kafe lain yang rata-rata tersebar di daerah Soekarno Hatta. Namun secara keseluruhan, kafe ini cocok untuk santai dan kerja dengan jaringan wifi nya yang cepat. Kopi dan bakery nya enak. Musik yang distel sama barista nya juga enak, slow dan nggak berisik. Dalam kondisi pandemi ini, protokolnya juga baik jadi aman.
Korean garlic cheese bread buat nahan lapar |
Saya memesan paket Cappucino dan Cheese Croissant yang dibanderol hanya 30 ribu rupiah saja, dan Ice Cappucino seharga 20 ribu rupiah. Kopi nya enak, Croissant nya juga gede banget bikin kenyang. Sayang nya di sini tidak ada menu makan besar, jadi untuk nahan lapar kami bolak-balik pesen kue.
—
Ten Thirty Coffee and Eatery
Dari luar kafe ini sudah terlihat memiliki tema vintage. Di teras depan terpampang mobil Moris tahun 70-an. Nuansa vintage di kafe ini sangat menonjol yang tentu saja menjadi incaran dedek-dedek instagrammers untuk menuhin feed dan story. Di ruang non-smoking dipajang kumpulan kamera analog, vinyl, dan kaset. Pemilik kafe juga memampang radio stereo, gramophone, piano klasik dan tv kotak yang punya konde gede banget.
Secara keseluruhan kafe ini cocok untuk kumpul sama temen dan buat yang gampang laperan karena mereka nyediain menu makan besar. Suasana nya juga asik karena alunan musik jazz yang diputar. Sayangnya kalau untuk kerja rasanya kurang nyaman karena jaringan wifi nya agak-agak gimana gitu.
Ruang terbuka ada di bagian teras depan dan bagian belakang kafe yang dirancang minimalis.
—
Museum Kopi
Museum Kopi ini kafe yang tidak sengaja kami singgahi saat mengurus motor punya adek yang sudah ditinggal lama gara-gara pandemi selama 7 bulan di kos. Kafe ini berada tepat di samping servis resmi Honda di jalan Sigura-gura. Daripada nunggu di bengkel, kami memutuskan nunggu servis motor di kafe ini.
Kopi di sini lumayan enak. Tapi cukup membuatku parno karena barista nya nggak pake masker. Yaudah deh kita aja yang pake masker. Kafe juga baru buka, sampai kelar servis yang memakan waktu hampir 1,5jam pun cuma kita berdua aja yang nongkrong di sini. Tidak ada waiter, mmm mungkin karena masih pagi. Dan enak, sepi!
Bonus
Dari Malang kita melipir ke atas, ke Kota Batu. Jarak dari Malang ke Kota Batu ini dekat, bisa ditempuh sekitar 30 menit hingga 1 jam. Selama di Batu belum nyobain kafe dan kopi yang layak, karena kota ini kota wisata jadi kebanyakan tempat makan keluarga.
—
Susu Ketan Pak Yan
Buka 24 Jam
—
Pupuk Bawang
Warung WOW KWB
Buka 24 Jam
No comments
Post a Comment