Setelah dinding pagar belakang rumah kelar dibangun, hal pertama yang saya lakukan adalah mulai menanam tanaman rambat. Tujuannya untuk membuat suasana kebun lebih asri dan tentunya lebih estetik dong. Saya meluncur ke akang tanaman yang berjejer di sebrang pintu tol Kukusan Depok. Langsung borong 10 biji dolar rambat kecil. Dolar rambat besar saya beli di toko daring.
Lalu apa bedanya dolar rambat yang kecil dan besar?
Dolar rambat besar atau singhle plants atau nama latinnya Raphidopora hayi adalah tanaman yang berasal dari Papua Nugini dan Queensland.
Tanaman ini di Indonesia banyak disebut dolar rambat besar dan sering membuat bingung bagi kita yang awam di dunia biologi. Sedangkan dolar rambat kecil nama latinnya adalah Ficus pumila atau banyak disebut dollar creepers.
Dolar rambat besar |
Kalau dilihat dari penampakannya tentu saja sangat berbeda. Dolar rambat kecil ukuran normal daunnya hanya sebesar kuku jempol. Sedangkan dolar rambat besar ukurannya jauh lebih besar (sesuai namanya) dan permukaan daunnya lebih halus. Ukuran daun dolar rambat besar bisa sampai seukuran telapak tangan dewasa, semakin tinggi merambat maka semakin besar. Pertumbuhan dolar rambat kecil sangat masif karena dari satu batang utama bisa tumbuh banyak cabang. Sedangkan dolar rambat besar biasanya hanya tumbuh satu sulur saja dan kemungkinan ada cabang sedikit.
Dolar rambat kecil atau Ficus Pumila. Foto model paling cantik di kebunku, temen cerita dan temen berkebunku, Dunia Diny. |
Kali ini saya akan berbagi pengalaman memperbanyak dolar rambat besar yang tentunya sangatlah mudah. Beberapa polybag sudah saya bagikan ke teman-teman pecinta tanaman. Karena cara perbanyakanya yang mudah maka harga tanaman ini juga cukup murah kisaran 7 ribu hingga 15 ribu rupiah per polybag.
Saya putuskan menulis ini di blog karena sudah beberapa hari ini ada yang patah jadi sekalian nanam, foto-foto dan tulis deh. |
Saya biasanya memperbanyak tanaman ini saat dia hampir offside —tumbuh melewati bagian atas pagar. Karena kalau sudah offside motongnya sulit karena terlalu tinggi (sekitar 4 meter). Tadi pagi ada yang tumbang sebagian dan patah karena bagian atasnya kurang menempel ke tembok. Cara memperbanyak tanaman ini adalah dengan sistem stek batang.
1. Ambil bagian atas batang. Lalu potong-potong yang tiap batangnya jadi 3 atau 4 daun. Pastikan posisi atas dan bawah jelas, letakan berjejer agar tidak membingungkan.
Jumlah daun ada 15, saya potong jadi 5 batang yang masing-masing berarti ada 3 daun. |
2. Buang 1 daun paling bawah di setiap potongan agar mudah melakukan propagasi dan penanaman. Hal ini juga akan mempercepat pertumbuhan akar baru.
Potong semua satu daun bagian bawah. |
3. Potongan batang bisa langsung ditanam di polybag dengan media tanam campur atau bisa dipropagasi dengan air dahulu sampai muncul akar berwarna putih di ujung-ujung akar tua. Saya menggunakan sistem propagasi air, karena memang masih malas main tanah, hehe. Jika menggunakan sistem propagasi air dulu, letakan tanaman di dalam rumah agar daun tidak mudah layu. Jangan lupa untuk mengganti air setiap satu atau dua hari agar tidak ada jentik nyamuk. Saya biasanya propagasi air selama seminggu, lalu pindah ke media tanam di polybag.
Propagasi dengan air. Gunakan wadah atau pot tanpa lubang. |
Letakan di tempat yang minim cahaya atau di dalam rumah agar tidak layu. |
4. Setelah 1-2 bulan di polybag, akan muncul tunas baru kecil berbentuk cabang dari batang utama. Jika cabang ini sudah agak panjang, bisa dipindah (repotting) ke pot yang lebih besar atau ke tanah lalu tempelkan cabang tersebut ke dinding menggunakan selotip atau klem kabel. Dinding rambatan tidak perlu kasar seperti di foto saya, bisa juga di tembok yang halus dan rata. Lama-kelamaan akar baru akan menempel dengan sendirinya ke dinding.
Biasanya setelah sebulan, cabang baru berukuran sekitar 5-10 cm. Di foto ini sudah lumayan lama karena belum diambil-ambil. |
Nempel sendiri ke dinding lantai. |
Tips:
1. Tanaman ini menyukai matahari, jadi jika kamu tanam di tempat yang kurang matahari kemungkinan ia akan kerdil, malah sulit sekali tumbuh. Saya sudah coba di halaman depan rumah yang sangat minim cahaya matahari, gagal semua nggak ada yang mau merambat. Warna daun tetap hijau sih tidak mati, tapi daun baru tidak mau keluar.
Foto kiri: saya menanam dolar rambat besar menghadap matahari pagi. Foto kanan: daun-daun yang kroak dimakan bekicot. |
2. Bekicot atau siput sangat menyukai tanaman ini, coba inspeksi saat malam hari di bagian daun yang sudah kroak, biasanya mereka aktif di atas jam 8 malam.
3. Gunakan vitamin B1 tanaman yang dicampur dengan air, lalu siram ke polybag saat menanam stek pertama. Lalu lakukan lagi saat pindah media ke pot atau ke tanah.
Kak tanaman rambat saya dipotong mama hingga pendek kebawah ðŸ˜ðŸ˜ bagaimana cara cepat spy daunnya kembali tumbuh dan cepat merambat, krn dr saqt dipotong sdh 3 bln tp tdk terlihat daun yg tumbuh. Apakah itu pertanda tanamannya mati?? Terima kasih sebelumnya
ReplyDeleteSelama masih ada sisa batang utama dan daun beberapa helai biasanya akan tumbuh di ketiak atau sela daun. Kalau daunnya masih hijau berarti masih hidup, biasanya kalau kena matahari akan tumbuh tunas baru sekitar 3 minggu atau 1 bulan. Tunas baru bentuknya seperti sulur lebih kecil batangnya.
Delete